Resensi Novel Sepatu Dahlan
Judul : Sepatu Dahlan
Penulis : Khrisna Pabichara
Penerbit : Noura Books
Tebal : 369 hlm
Penulis : Khrisna Pabichara
Penerbit : Noura Books
Tebal : 369 hlm
Khrisna Pabichara lebih dikenal sebagai motivator pengembangan kecakapan diri dan penulis buku non-fiksi,sebelum beranjak ke dunia sastra. Pria yang lahir di hari Pahlawan 10 November 1975 ini kurang lebih selama 10 tahun mengakrabi sastra dan telah melahirkan 14 karya, termasuk novel terbarunya yang berjudul ‘Sepatu Dahlan’.Novel ini mengambil cerita dari kisah seorang Tokoh Menteri BUMN Bapak Dahlan Iskandar semasa kecil dan remajanya.Krisna Pabichara berhasil melukiskan dengan baik kisah perjuangan dan kerasnya kehidupan Dahlan dalam menghadapi kemiskinan demi mewujudkan impiannya yaitu untuk membeli sepasang sepatu dan sebuah sepeda.Novel Sepatu Dahlan merupakan bagian pertama dari Trilogi Novel inspirasi Dahlan Iskan,dua novel berikutnya yaitu Surat Dahlan dan Kursi Dahlan.
Novel ini diawali dengan kisah Dahlan yang sedang mengalami sakit liver dan akan menjalani operasi pencangkokan liver .sebelum operasi dilakukan,Dahlan teringat akan masa kecilnya ketika ia masih tinggal di desa Kebon Dalem, Magetan, Jawa Tengah .Masa kecil dahlan dihabiskan dengan bekerja keras untuk membantu kedua orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan demi mewujudkan keinginannya yaitu memiliki sepasang sepatu dan sebuah sepeda.Dahlan yang baru saja lulus SR (Sekolah Rakyat) ingin sekali masuk ke SMP Magetan.Namun hal itu tidak dapat terwujud,karena orang tua Dahlan tidak memiliki biaya untuk menyekolahkan Dahlan ke SMP ternama tersebut .Ahkirnya dengan berat hati Dahlan bersekolah di Tsanawiah Takeran atas perintah ayahnya.
Dahlan harus berjalan puluhan kilometer untuk bersekolah tanpa menggunakan alas kaki. Sepulang sekolah Dahlan masih harus bekerja sebagai nguli nyeset, nguli nandur dan ngangon domba walaupun dalam keadaan lapar dan lelah. Begitu banyak beban hidup yang harus ditanggung oleh Dahlan. Walaupun mereka hidup susah, ayahnya selalu mengajarkan Dahlan dan saudara-saudaranya untuk selalu bekerja keras.Kehidupan Dahlan kini semakin sulit dan menyedihkan karena ditinggalkan oleh orang-orang yang disayanginya,yaitu meninggalnya ibu dahlan dan kepergian kakaknya,namun mimpinya memiliki sepatu dan sepeda tidak pernah hilang sampai akhirnya Dahlan berhasil memiliki sepatu.Meskipun Dahlan sudah memiliki sepatu,ia masih tetap memilih berjalan tanpa menggunakan alas kaki saat berangkat sekolah agar sepatunya tetap awet dan tidak rusak
Novel ini menginspirasi para pembaca untuk tidak menyerah oleh keadaan.Seperti halnya tokoh dahlan yang selalu bekerja keras untuk mewujudkan impiannya.Hal ini membuat kita sadar betapa beruntungnya kita bila dibandingkan dengan beratnya beban yang harus ditanggung Dahlan semasa kecil.Dengan selalu berusaha dan sabar kita harus yakin kita bisa mewuudkan impian kita.
Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama,sehingga pembaca seolah-olah merasakan sendiri setiap kejadian-kejadian yang ada dalam novel tersebut.Penggambaran tokoh-tokoh dalam novel digambarkan dengan jelas dan nyata.Namun terdapat bab yang menceritakan suatu kejadian terlalu panjang sehingga membuat pembaca merasa bosan.
Novel ini cocok dibaca untuk berbagai kalangan dan layak untuk dijadikan koleksi buku anda.Ada banyak nilai-nilai kekeluargaan, kedisiplinan, ketekunan, perjuangan, persahabatan, dan ada juga kisah cinta para remaja yang tercemin dalam kisah sepatu Dahlan ini.